Sunday, June 19, 2011

Tetamu terakhir di Pertemuan Terakhir.

tetamu terakhir..
aku telah ditakdirkan untuk bertemu dengannya,
tanpa perlu kepada rela atau paksa,
ia satu janji temu yang sudah ditentukan sekian lama,
namun aku tak tahu tarikh nya bila,
di mana tempat nya kan kami bersua.

Aku hingga hari ini belum sedia,
bagi menyambut tetamu terakhir ku,
mungkin sampai bila bila,
aku tahu aku takkan pernah sedia.

Apakah dia nanti kasar pada ku?
Atau akankah dia berlembut pada ku?
ahh. Aku tak tahu apa kesudahan pertemuan itu,
pertemuan pertama dan terakhir ku dengan nya.

dia tetamu terakhir ku.
Yang kedatangan nya ditunggu para pendamba syurga,
amat digeruni pula para pencinta dunia.
Amat aneh manusia apabila berhadapan dengannya.

dia tetamu terakhir,
Rupanya ku tak pasti,
gaya layanan nya ku belum erti,
tapi aku tahu hari itu kan tiba.

walaupun aku belum tahu rupa nya bagaimana,
di mana kami kan bersua,
bila kah tarikh keramat nya,
namun aku cukup tahu nama tetamu terakhir ku,
tetamu terakhir ku itu Malaikat Maut nama nya.

ya.. dia lah Malaikat Maut yang mencabut nyawa,
dengan izin Maha Esa,
pemutus kebahagiaan dan kesenangan dunia,
membawa kita ke taman syurga,
atau pun diheret ke lubang neraka.
Bersediakah kita?


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
Jeram, Kuala Selangor
5 Jun 2011

Tetamu terakhir di Pertemuan Terakhir.

tetamu terakhir..
aku telah ditakdirkan untuk bertemu dengannya,
tanpa perlu kepada rela atau paksa,
ia satu janji temu yang sudah ditentukan sekian lama,
namun aku tak tahu tarikh nya bila,
di mana tempat nya kan kami bersua.

Aku hingga hari ini belum sedia,
bagi menyambut tetamu terakhir ku,
mungkin sampai bila bila,
aku tahu aku takkan pernah sedia.

Apakah dia nanti kasar pada ku?
Atau akankah dia berlembut pada ku?
ahh. Aku tak tahu apa kesudahan pertemuan itu,
pertemuan pertama dan terakhir ku dengan nya.

dia tetamu terakhir ku.
Yang kedatangan nya ditunggu para pendamba syurga,
amat digeruni pula para pencinta dunia.
Amat aneh manusia apabila berhadapan dengannya.

dia tetamu terakhir,
Rupanya ku tak pasti,
gaya layanan nya ku belum erti,
tapi aku tahu hari itu kan tiba.

walaupun aku belum tahu rupa nya bagaimana,
di mana kami kan bersua,
bila kah tarikh keramat nya,
namun aku cukup tahu nama tetamu terakhir ku,
tetamu terakhir ku itu Malaikat Maut nama nya.

ya.. dia lah Malaikat Maut yang mencabut nyawa,
dengan izin Maha Esa,
pemutus kebahagiaan dan kesenangan dunia,
membawa kita ke taman syurga,
atau pun diheret ke lubang neraka.
Bersediakah kita?


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
Jeram, Kuala Selangor
5 Jun 2011

Selatan Thai is not Thai Selatan.

Remembering the time of our great ancestors there,
so peaceful their live was back then,
the Kingdom of Patani with the mighty Sri Patani,
but now what's becoming?

i still remember,
two weeks being there for Eid,
it was a pure hell,
shooting in every single day,
i just fear i won't get out alive.

but the smile on their face,
as if denying their sorrow,
but i could tell the every torment, they've experienced so far,
don't lie.

willy nilly,
that's what they are becoming,
the lords of lands are now minority,
being terrorized in their own land.

I see the faces of the unfortunate children,
poor you,
being the victim of a brainwashing agenda,
being the target killing of the separatist.

but is there any escapism to it?
they are the brainwashed machine in making!
they'll soon grow as the culprits of their own people!

I see the sorrow in my uncle's eyes,
deep down there,
i know he badly deem to come back,
to the place where he was born and bred.

I overheard talking about the Tak Bai tragedy,
many of my relatives were death,
in the hand Thai beasts,
though that they were not involved in separatist movements,
where is justice?
could we have it?
in the land of Patani?

When will you be at peace again?
O' dearest Patani.
Leave or fight,
to the last breathe,
for you people are the chosen people.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June.

It should have been me.

It should have been me,
to free Palestine,
It should have been me,
to get them outta hay,

It should have been me.
To bring down Israel,
It should have been me.
To fight injustice.

It should have been me.
To change my own self,
It should have been me.
To fight against nafs lawwamah,

It should have been me.
To overwhelm my own lust,
It should have been me.
To stand strong and die.

It should have been me.
To rise and go there,
It should have been me.
To surpass Western activists.

It should have been me.
It should have been me.

It should have been me..
For you are my brothers and sisters.



Mohamad Azhaari Shah
21st May 2011
12:19 PM
Jeram, Kuala Selangor

We know you are there.

Look into their hearts,
we will see,
what they want to achieve,
tranquility and peace.

but we keep on missing.
The real thing,
they are fighting,
resisting to keep on existing.

we know you are there,
O' ye Palestinians,
but it's really sad,
we keep on forgetting you.

we are sorry,
for being like this,
for we are not so understanding,
for we are chasing for our goals of life.

O Ye Palestianians,
we are truly useless,
not only being found unable to liberate,
but also were seen too hard to just think,
to just think about you.

we are Malaysians,
we have nothing to do with ye people,
let the sorrow be everlasting,
we will never help,
that's how the saying goes,
from the fanatic nationalists.

we are sorry,
truly deeply sorry,
for our inability,
to fight the injustice.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

We Are In The World.

we are in the world,
we are the best ummah,
we are the last ummah,
so let start moving.

we are the servants of Allah,
Rasulullah is our Messenger,
and islam is our faith,
so let not us deviate,
from the truth.

we are in the world,
we are being tested,
we are to sit for the final examination,
so why must we waste our time,
on inapproriate things?

We are all going to die one day,
and we are to receive the book,
either with our right hand,
or with our left hand,
it's all depend to what we have doing,
so long that,
we are living in this world.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

We know but we do nothing.

We tell the world,
of how much we cared,
about the siege,
the economical strangulation.

but in truth,
we do nothing,
to put an end to the occupation.

so long live like this,
and this mind hasn't yet succeded,
in perceiving the phrase,
that actions speak louder than words do.

so long we be like this,
and this rhetoric remain still,
then when is the time,
for tranquility and halcyon?
Rise now and make the move!
the best King has the Best Army.

do you think the two loving couple,
Israel and America are being endowed with such puissant power,
that the whole world combine can not match?

The answer lies in your quietness,
foorsooth,
they are nill but merely human,
it's ourselves that should reconcile,
let's bridge the gap.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

We know but we do nothing.

We tell the world,
of how much we cared,
about the siege,
the economical strangulation.

but in truth,
we do nothing,
to put an end to the occupation.

so long live like this,
and this mind hasn't yet succeded,
in perceiving the phrase,
that actions speak louder than words do.

so long we be like this,
and this rhetoric remain still,
then when is the time,
for tranquility and halcyon?
Rise now and make the move!
the best King has the Best Army.

do you think the two loving couple,
Israel and America are being endowed with such puissant power,
that the whole world combine can not match?

The answer lies in your quietness,
foorsooth,
they are nill but merely human,
it's ourselves that should reconcile,
let's bridge the gap.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

Hutang Yang Belum Langsai

Kita disini hanya mampu memerhati,
derita Gaza berpagi pagi,
bukan lah kerana kuatnya musuh,
tapi dikarenakan kita sendiri yang lemah.

Usah kau tanyakan pada nafsu lawwamah,
kerana nafsu itu benar benar membenci syurga,
Ayuh lah membayar hutang yang belum langsai,
itu Armegeddon kita yang punya.

Muhammad III akan muncul segera,
membawa bala tentera pendamba syurga,
mereka tak takut konco Dajjal celaka,
cinta mereka bukan pada dunia.

Runtuh Uthmaniyah membawa malapetaka,
umat islam tak tentu hala,
ada yang dijajah pemikiran mereka,
yang lain berpecah belah kerana pangkat dan gila kuasa.

Ketahui kawan semua,
Malhamah Al Kubra menanti kita.
Wahai pendamba syurga,
bilakah kan langsainya hutang ini?





Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

Hutang Yang Belum Langsai

Kita disini hanya mampu memerhati,
derita Gaza berpagi pagi,
bukan lah kerana kuatnya musuh,
tapi dikarenakan kita sendiri yang lemah.

Usah kau tanyakan pada nafsu lawwamah,
kerana nafsu itu benar benar membenci syurga,
Ayuh lah membayar hutang yang belum langsai,
itu Armegeddon kita yang punya.

Muhammad III akan muncul segera,
membawa bala tentera pendamba syurga,
mereka tak takut konco Dajjal celaka,
cinta mereka bukan pada dunia.

Runtuh Uthmaniyah membawa malapetaka,
umat islam tak tentu hala,
ada yang dijajah pemikiran mereka,
yang lain berpecah belah kerana pangkat dan gila kuasa.

Ketahui kawan semua,
Malhamah Al Kubra menanti kita.
Wahai pendamba syurga,
bilakah kan langsainya hutang ini?





Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

Sunday, June 5, 2011

Malam Pertama kita di sana.

kau dan aku.
kita pasti kan bersua,
telah ditakdirkan bersama,
walaupun aku tak pernah ingin dan rela,
walaupun aku sering saja meminggir dari kamu.

Aku takut,
akan malam pertama aku di sana,
tak sehangat malam pertama ku di sini,
tak ada cahaya dari lilin lagi untuk menyinari,
hanya esak tangis dan sesal menyelubungi.

wahai jiwa,
Ketika sakaratul maut menjelang tiba,
berteriak keluarga dan sahabat handai,
kesedihan dan esak tangis kedengaran,
sahabat mu itu terlantar lemah,
tercungap cungap hembusan nafas nafas akhirnya,

di manakah para doktor?
yang selalu ada bersama,
datangkan mereka kemari untuk menolak kematian ini,
jika benar mereka mampu dan sanggup.

berapa.. berapa banyak para raja yang kini menghuni kubur.
berapa.. berapa banyak para panglima handalan kini terdiam di alam baka.
berapa.. berapa banyak ahli dunia terbujur di liang lahat.
dan berapa banyak mereka yang zuhud kini membisu ditelan tanah.
semuanya tenggelam dalam takdir kematian,
tanpa dapat lagi keluar darinya.

kalaulah tak ada arti kematian selain kehilangan,
hancurnya tubuh dan terlupakannya keindahan siang dan malam,
nescaya ada kekeruhan bagi mereka yang suka bersenang senang,
dan perubahan bagi mereka yang tenggelam dalam kenikmatan.

ini lah kematian,
yang menjadi gerbang alam akhirat,
seterusnya jauh lebih ngeri dan dahsyat.

tempat itu..ia bernama kubur.
yang bisa menjadi taman syurga,
ataupun salah satu lubang diantara lubang neraka,
yang memusnahkan jasad dalam benaman tanah.

Menunggu hari dibangkitkan,
dihadapkan manusia ke hadapan Rabbu 'Alamin,
menunggu saat ditiupnya sangkakala yang maha dahsyat.

Seluruh penghuni kubur berada di bawah tanah,
tiada satu jiwa pun yang mengetahui nasib mereka,
melainkan Dzat Yang Maha Mengetahui,
akan hal hal yang tersembunyi.

Beringatlah, kematian itu pasti,
ia tidak meleset meskipun sedetik,
ia penuh kemisterian.
penuh tanda tanya,
bila .. bila.. bila masanya?

Tak ada yang harus dikhawatirkan dalam kematian,
ia pintu yang pasti dimasuki setiap yang bernyawa,
persoalan akhirnya adalah, apa yang terjadi setelah kematian?
apakah berupa taman dan sungai yang mengalir?
ataukah berupa api yang bergejolak?
ia sungguh lah satu misteri.

Begitu lah kematian,
tak pernah reti ia memilih,
apakah kau tua atau muda,
kau kaya atau miskin,
tak peduli kau budak atau raja.

begitu lah kematian,
ia melenyapkan kemegahan,
ia tiba untuk mengeluarkan manusia dari roda kitaran kehidupan,
mengeluarkan raja dari istana megahnya,
professor dari bilik bacaannya,
doktor dari bilik rawatnya,
semua itu dilakukan terus,
tanpa perlu pada permisi dan keizinan.

kematian adalah tamu terakhir mu,
bersiaplah menyambutnya dengan sebaik persiapan,
bawalah bekal dengan sebaiknya bekal,
bekal untuk tempat tinggal abadi,

wahai jiwa,, esok nanti kau kan meniti shirat,
shirat di atas neraka,
sedar lah.. insaf lah.. bertaubat lah..
sebelum kau tergelincir darinya,
lalu terbakar dengan maraknya api neraka.

Hiduplah dengan apa yang tersedia bagimu,
dengan selamat di bawah naungan kemewahan dan kemegahan,
hiduplah kau dengan kesenangan itu seribu tahun atau sejuta tahun,
dengan aman dan damai,
kerana dulu.. apa yang kau mahu semua selalu dipenuhi..

Tetapi.. ketika nafas tersengal sengal. menyesakkan dada,
ketika itulah engkau yakin,
selama ini engkau berada dalam penuh kesia siaan.



"Katakan lah, ' lari itu sekali kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja." ( Al Ahzab : 16)


Aku menulis bukan untuk kalian saja.
untuk diri ini yang selalu dihurung leka juga.
maafkan lah andai terkasar bahasa,
aku hanya memanjangkan berita.

Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
3 Rejab 1430
5 Jun 2011

Inspirasi : Malam Pertama Di Alam Kubur

Gelaran The Grand Signeur Hanya Untuk Ulil Albab.

Napoleon Bonaparte pernah berkata,
jika dunia ini sebuah negara,
Konstantinopel lah selayaknya ibu negara,
demikian lah kuat nya Byzantine dahulu kala.

terdahulu sewaktu menggali parit Khandaq,
Rahmatan lil alamin bersabda,
Konstantinopel akan jatuh ke tangan tentera islam,
Rajanya waktu itu sebaik baik raja yang ada,
tenteranya juga sebaik baik tentera.

ini misi bukan sebarang misi,
sepuluh percubaan dahulu ternyata buntu,
misi hampir mustahil bagi mereka yang meragui,
kekuatan azam pada seorang pemuda,
namun padanya ada azam yang jauh lebih dahsyat daripada moyang moyang nya.

Kepada Paleologus dikirimkan utusan,
isyaratnya mudah dan jelas,
peluk islam dan serahkan kota secara damai ataupun perang,
Paleologus yang bongkak tetap dengan kebongkakannya,
dibantu Kardinal Isidor dia berkeras mempertahankan kotanya.

lalu Al Fateh tiada lagi pilihan,
ultimatum sudah diberikan,
biarpun hatinya tidak inginkan pertumpahan darah,
pengakirannya akan terhasillah di Konstantinopel itu takhta atau keranda.

Dari Bhosphorus ke Golden Horn,
diluncurkan 70 bahtera,
berkat kepintaran dan pertolongan Tuhan,
Al Fateh menukar darat menjadi lautan.

sudah syahidnya Hasan Tulubate yang memacak panji,
diasak ratusan tentera Byzantine yang menggila,
Al Fateh lantas bangkit memimpin tentera,
merempuh benteng rantai gergasi.


lalu pada 29 Mei 1453,
terlaksana sudah satu hadis Rasulullah,
diketuai angkatan sebaik baik raja dan tentera,
hari ini Paleologus yang bongkak menerima balasan,
hari ini gembira lah Abu Ayyub Al Ansari,
rakyat Konstantinopel dimerdekakan,
tegaklah di kota ini masjid Aya Sophia.

Sungguh penaklukan Konstantinopel itu bukan satu kebetulan,
sepuluh kali percubaan terdahulu berakhir dengan kebuntuan,
dimana mana saja ada silap dan kekurangan.

kali ini Al Fateh dengan perancangan strategik maha hebat,
mengguna akal fikiran bukan sekadar mengangkat tangan,
atau menggantung harap,
kerna pemilik kekuatan hanyalah pada ulil albab.

Ini Al Fateh bukan raja biasa,
raja yang mengerti tujuh bahasa,
yang menguasai Eropah , Afrika dan Asia,
tapi sekarang apa yang tersisa?
Muzium Topkapi ataukah bahtera bahtera yang terdampar?
Apabila The Great Empire menjadi The Sick Man,
mabuk dengan hiburan melalaikan,
lalu lemahlah ia,
1924,
terhapus sudah khilafah dari muka bumi.


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor
~29th May 2011



Lord Curzon, Menteri Luar British di hadapan House of Commons, membuat kenyataan meraikan kejayaan menghancurkan 600 tahun pemerintahan Usmaniyah,

"Kita mesti hapuskan apa sahaja yang dapat membawa penyatuan kepada umat islam. Memandangkan kita berjaya menghancurkan khilafah, kita mesti pastikan umat islam tidak bersatu sama ada secara intelektual ataupun kebudayaan. Faktanya sekarang adalah Turki sudah mati dan ia tidak bangkit lagi. Ini kerana kita menghancurkan kekuatan rohnya yakni khilafah dan islam."


Satu penemuan matematik yang menarik untuk informasi pembaca berkenaan Al Fateh.

Tahun Pengepungan : 1453
Tempoh Pengepungan : 53 Hari.
Tarikh Wafat : 5.3. 1481
Usia Ketika Wafat : 53 tahun.



Inspirasi :

Kuasa Kepemimpinan Al Fateh karya Muhammad Syaari Abdul Rahman.

Jatuhnya Sebuah Tamadun karya Muhammad Nurhakim.

1511 : Petaka Runtuhnya Melaka.

Alkisah tersebutlah sebuah kisah..
yang dikisahkan oleh mereka yang kisah..

Melaka dahulu bukanlah negeri papa kedana,
ratusan kapal dagang singgah sepanjang purnama,
anak anak bermain dengan emas dan permata,
itu sudah perkara biasa,

namun apabila rajanya alpa,
ronggeng sini sana sudah jadi biasa,
dan zina giat leluasa,
anak gadis hilang dara,
anak teruna mudah muntah nutfahnya,

memang patutlah Melaka dihinakan sebegitu rupa,
dimalukan benggali putih yang belum erti cermin itu apa.
Memang patutlah Melaka dihinakan sebegitu rupa,
apabila kepalanya dihurung leka,
rakyatnya lena didodoi harta,

melalui tangan Albuquerque Allah hantarkan bencana,
menghukum hambanya yang menghalalkan niat dengan cara,
seperti mana Gengkhis Khan menghancurkan Abbasiyah dahulu kala,

meriam Melaka memakan tuannya,
mana hilang kemegahan Lela Rentaka?
Golden Chersonese kini hanya tinggal nama,
tenggelam sinar mentari,
muncullah kegelapan senja.

Dimanakan dicari ganti Melaka?
Meriam yang kau bangga akan nya,
sudah jatuh ke tangan musuh durjana,
apalagi hendak dikata,
apabila hamba memakan tuannya.

Kau sudah belajar wahai Melaka,
akan jatuhnya Kerajaan Abbasiyah dahulukala,
mengapa kau masih alpa?

ketika para ulama istana diam tak keluar suara,
kerna khuatir tergugat gelar dan kuasa,
Ahh sudah lah.. itu hanya lah lembaran sejarah yang tersisa,
akan satu kerajaan yang maju tapi leka ditipu harta.
dihancurkan oleh tangan benggali putih durjana,
itu lah wizurai Albuquerque dengan Flor De La Mar kapal tua nya.

ini bukanlah sebaran syiar assobiyah,
tak pula dipengaruhi dakyah sesat orientalis Barat,
hanya mahu bangsaku menilai semula,
akan ketamadunan hebat yang pernah kita bina,
kuat Melayu kerana islam.
sampai bila mahu bergantung kepada kajian Barat yang jelas bencikan kita?


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
25th May 2011

Inspired by ;

1515 by Faizal Tehrani.
Golden Khersonese by Paul Wheatly.
Sejarah Melayu by W. G Shellabear.

Poverty Versus Luxury

Many of us are begetting rich and richer,
then we ate from the finest quality of meals,
and we drunk from the most freshest juice,
we live a luxurious life,
as it is meant to be forever.

we seek for it, we seek it all,
for our eyne hast truly been blinded,
with such temporary pleasures,
that we thought are to be everlasting,
nay! but they are indeed.. fleeting.

we symphatized the poor people,
but we are not knowing,
it's us that are truly need to be sympathized,
for in our safe chest and bank accounts,
much of those wealth,
aren't yet being given to the needies.

you must not fear the poverty that you thought will make you live miserably,
incomplete without it,
for verily you'll not be diverted by it,
as it brings you closer to the One Who Hath Created,
hoping.. asking for continuance in sustenance.

but fear when the world became so prosperous for you,
as for those people who came before you,
then you'll rush into it,
greedily without looking back,
as those before you rushed into it.

it will silently ruin you,
without you knowing,
as it ruined those before you,
without they knowing.

know O friends,
competition in the accumulation of wealth,
have truly diverted us,
until the time we visit to the graves,
or when our death arrives.

soon we shall know,
of which is a good and which is a bad ending,
does the wealth do you any goodness?
forsooth .. never it will.

willy nilly,
the truth have been told,
it's of your own ultimate choice,
to have the forethoughts on it,
or to forsake it.

~Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
24th May 2011
Jeram, Kuala Selangor.

My deepest thanks be upon Jony Jahir for inspiring me.

Dunia hanya sementara.

Dunia hanya sementara.
Dunia menipu kita,
dengan pangkat dan harta,
berkejar kita mencapai sebuah angan dan cita.

lahir nya kita dulu diawali tangisan,
sedang orang disekeliling gembira keriangan,
nanti kamu mati biarlah kamu mati dalam kegembiraan,
sedang orang lain menangisi pemergian.

Jauhnya jarak perjalanan,
Kurangnya persiapan,
kita penuh dengan ketidaksediaan,
sangat sedikit pula bekalan,
masihkah kita punya harapan?

Memenuhi cita dan impian,
menghuni syurga yang berkekalan,
bergembira sakan,
saat berpeluang melihat Tuhan.

Ketahui lah di masa depan,
kita pasti kan dikeluarkan dari rumah penginapan,
dengan paksa tanpa kerelaan,
dibawa menuju kampung halaman.

jika kotor pakaian,
lekas bersihkan,
nanti kita kan disoal keseorangan,
akan kekotoran yang kita diamkan.

kita manusia kita serupa,
berpijak atas bumi yang sama,
yang lebih hanya lah taqwa,
mengapa masih dihurung leka,
apa nanti jawapan kita?

baik jawapan,
pasti kamu akan aman,
bila kuburmu dihampar diperluaskan,
bila kuburmu diterangkan,
jika hidupmu dipenuhkan,
dengan amal soleh dan bacaan Quran.

Bila buku amalan diberi,
pada tangan kiri,
jangan lah persoalkan lagi,
akan suruhan yang kau mungkari.

wahai akhwat wahai ikhwan,
inilah satu peringatan,
maka nanti jangan pula aku dipersalahkan,
kononnya tidak menyampaikan pesan


April - 9th May.
Taichou Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.

Asal kita.

Asalnya kita dari tanah,
tanah yang hina,
yang dipijak pijak,
dan kita terhasil di suatu tempat,
tempat yang kita sendiri malu untuk menyebutkan,
lalu layakkah manusia itu bersikap takbur,
akan suatu kehinaan?

adapun mereka itu takbur dengan nasabnya,
maka manakah pergi atuk nenek kamu yang hebat itu?
bukan kah ia sekarang sudah menjadi bangkai,
yang dijadikan santapan ulat dan serangga tanah?

katakan lah,
sedang kau tercungap cungap,
oksigen itu kau sedut,
untuk terus hidup,
lalu manakah kekuatan yang kau banggakan?
sedang sepanjang hidupmu,
kau sentiasa membutuhkan bantuan.

mana kekuatan mana kekuasaan?
ketika mayat mu dihamparkan di satu pembaringan,
ketika tak lama lagi kau akan menjadi bangkai ,
habuan bagi cacing dan bakteria.

Sesungguhnya mereka yang takbur itu jelas kurang akalnya,
ditipu akan kekuatan yang mereka tak punya,
akan kuasa dan harta yang sementara cuma,
mereka fikir mereka akan hidup selama,
alangkah bodohnya mereka.

kita adalah manusia,
yang tak punya kuasa,
segalanya hanya pinjaman saja,
pulang kita hanya pada Yang Esa.


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
17 May 11
Jeram , Kuala Selangor

The Slaughter House

the chicks are now being sent to the slaughter house,
after much of their early years being spent,
to fatten their flesh and meat,
six years in the small farm,
five years in the big farm.
and here is the next station.

The chicks are all being examined,
for three to four years,
then a certificate will be given to each of it,
determining that they should be slaughtered ,
to be served to the other users,
or being left out,
died because of hunger and famine.

That's the end of everything,
the cycle keeps on going,
ever wonder what's all these things?
in truth is the educational system we are adopting,

we are testing more than teaching.
We are questioning more than answering,
how cruel this system is,
creating robots for working,
the slavery by consent.


The universities we built,
are nothing but akin to the slaughter house,
Now face the aftermath,
the death of intellectual and ideas.


Mohamad Azhaari Shah
Someday around May 2011
Jeram, Kuala Selangor.

Tergadai nya Suatu Jihad Boikot.

Aku teringat akan hari itu,
bersama kawan bermain bowling,
menonton wayang,
lalu seorang kawanku menghulurkan kupon KFC,

aku terima tanpa banyak soal,
Zinger Burger dan dua ketul ayam spicy berada di meja,
ku jamah dengan penuh selera.

Oh.. Aku terlupa duit ku itu ke mana,
ke tabung mana,
ke negara mana!
Digunakan untuk apa!

aku akui akan kebodohan ku,
aku lupa akan Palestin,
aku lupa duit ku itu mengalir sebagai bom,
dibelanjakan untuk fosforus putih.

celakalah aku!
jihad selama ini ku tinggalkan,
aku gadaikan jihad boikot demi sekeping kupon diskaun,
lalu aku jamah makanan hina itu dengan penuh selera.

ampunkan lah aku wahai rakyat Palestina,
wahai pejuang pejuang pemburu syahid,
wahai pejuang amaliah istisyahadiah,
akan kealpaan ku ini.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
17 Mei 2011