kau dan aku.
kita pasti kan bersua,
telah ditakdirkan bersama,
walaupun aku tak pernah ingin dan rela,
walaupun aku sering saja meminggir dari kamu.
Aku takut,
akan malam pertama aku di sana,
tak sehangat malam pertama ku di sini,
tak ada cahaya dari lilin lagi untuk menyinari,
hanya esak tangis dan sesal menyelubungi.
wahai jiwa,
Ketika sakaratul maut menjelang tiba,
berteriak keluarga dan sahabat handai,
kesedihan dan esak tangis kedengaran,
sahabat mu itu terlantar lemah,
tercungap cungap hembusan nafas nafas akhirnya,
di manakah para doktor?
yang selalu ada bersama,
datangkan mereka kemari untuk menolak kematian ini,
jika benar mereka mampu dan sanggup.
berapa.. berapa banyak para raja yang kini menghuni kubur.
berapa.. berapa banyak para panglima handalan kini terdiam di alam baka.
berapa.. berapa banyak ahli dunia terbujur di liang lahat.
dan berapa banyak mereka yang zuhud kini membisu ditelan tanah.
semuanya tenggelam dalam takdir kematian,
tanpa dapat lagi keluar darinya.
kalaulah tak ada arti kematian selain kehilangan,
hancurnya tubuh dan terlupakannya keindahan siang dan malam,
nescaya ada kekeruhan bagi mereka yang suka bersenang senang,
dan perubahan bagi mereka yang tenggelam dalam kenikmatan.
ini lah kematian,
yang menjadi gerbang alam akhirat,
seterusnya jauh lebih ngeri dan dahsyat.
tempat itu..ia bernama kubur.
yang bisa menjadi taman syurga,
ataupun salah satu lubang diantara lubang neraka,
yang memusnahkan jasad dalam benaman tanah.
Menunggu hari dibangkitkan,
dihadapkan manusia ke hadapan Rabbu 'Alamin,
menunggu saat ditiupnya sangkakala yang maha dahsyat.
Seluruh penghuni kubur berada di bawah tanah,
tiada satu jiwa pun yang mengetahui nasib mereka,
melainkan Dzat Yang Maha Mengetahui,
akan hal hal yang tersembunyi.
Beringatlah, kematian itu pasti,
ia tidak meleset meskipun sedetik,
ia penuh kemisterian.
penuh tanda tanya,
bila .. bila.. bila masanya?
Tak ada yang harus dikhawatirkan dalam kematian,
ia pintu yang pasti dimasuki setiap yang bernyawa,
persoalan akhirnya adalah, apa yang terjadi setelah kematian?
apakah berupa taman dan sungai yang mengalir?
ataukah berupa api yang bergejolak?
ia sungguh lah satu misteri.
Begitu lah kematian,
tak pernah reti ia memilih,
apakah kau tua atau muda,
kau kaya atau miskin,
tak peduli kau budak atau raja.
begitu lah kematian,
ia melenyapkan kemegahan,
ia tiba untuk mengeluarkan manusia dari roda kitaran kehidupan,
mengeluarkan raja dari istana megahnya,
professor dari bilik bacaannya,
doktor dari bilik rawatnya,
semua itu dilakukan terus,
tanpa perlu pada permisi dan keizinan.
kematian adalah tamu terakhir mu,
bersiaplah menyambutnya dengan sebaik persiapan,
bawalah bekal dengan sebaiknya bekal,
bekal untuk tempat tinggal abadi,
wahai jiwa,, esok nanti kau kan meniti shirat,
shirat di atas neraka,
sedar lah.. insaf lah.. bertaubat lah..
sebelum kau tergelincir darinya,
lalu terbakar dengan maraknya api neraka.
Hiduplah dengan apa yang tersedia bagimu,
dengan selamat di bawah naungan kemewahan dan kemegahan,
hiduplah kau dengan kesenangan itu seribu tahun atau sejuta tahun,
dengan aman dan damai,
kerana dulu.. apa yang kau mahu semua selalu dipenuhi..
Tetapi.. ketika nafas tersengal sengal. menyesakkan dada,
ketika itulah engkau yakin,
selama ini engkau berada dalam penuh kesia siaan.
"Katakan lah, ' lari itu sekali kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja." ( Al Ahzab : 16)
Aku menulis bukan untuk kalian saja.
untuk diri ini yang selalu dihurung leka juga.
maafkan lah andai terkasar bahasa,
aku hanya memanjangkan berita.
Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
3 Rejab 1430
5 Jun 2011
Inspirasi : Malam Pertama Di Alam Kubur
No comments:
Post a Comment