Sunday, June 19, 2011

Tetamu terakhir di Pertemuan Terakhir.

tetamu terakhir..
aku telah ditakdirkan untuk bertemu dengannya,
tanpa perlu kepada rela atau paksa,
ia satu janji temu yang sudah ditentukan sekian lama,
namun aku tak tahu tarikh nya bila,
di mana tempat nya kan kami bersua.

Aku hingga hari ini belum sedia,
bagi menyambut tetamu terakhir ku,
mungkin sampai bila bila,
aku tahu aku takkan pernah sedia.

Apakah dia nanti kasar pada ku?
Atau akankah dia berlembut pada ku?
ahh. Aku tak tahu apa kesudahan pertemuan itu,
pertemuan pertama dan terakhir ku dengan nya.

dia tetamu terakhir ku.
Yang kedatangan nya ditunggu para pendamba syurga,
amat digeruni pula para pencinta dunia.
Amat aneh manusia apabila berhadapan dengannya.

dia tetamu terakhir,
Rupanya ku tak pasti,
gaya layanan nya ku belum erti,
tapi aku tahu hari itu kan tiba.

walaupun aku belum tahu rupa nya bagaimana,
di mana kami kan bersua,
bila kah tarikh keramat nya,
namun aku cukup tahu nama tetamu terakhir ku,
tetamu terakhir ku itu Malaikat Maut nama nya.

ya.. dia lah Malaikat Maut yang mencabut nyawa,
dengan izin Maha Esa,
pemutus kebahagiaan dan kesenangan dunia,
membawa kita ke taman syurga,
atau pun diheret ke lubang neraka.
Bersediakah kita?


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
Jeram, Kuala Selangor
5 Jun 2011

Tetamu terakhir di Pertemuan Terakhir.

tetamu terakhir..
aku telah ditakdirkan untuk bertemu dengannya,
tanpa perlu kepada rela atau paksa,
ia satu janji temu yang sudah ditentukan sekian lama,
namun aku tak tahu tarikh nya bila,
di mana tempat nya kan kami bersua.

Aku hingga hari ini belum sedia,
bagi menyambut tetamu terakhir ku,
mungkin sampai bila bila,
aku tahu aku takkan pernah sedia.

Apakah dia nanti kasar pada ku?
Atau akankah dia berlembut pada ku?
ahh. Aku tak tahu apa kesudahan pertemuan itu,
pertemuan pertama dan terakhir ku dengan nya.

dia tetamu terakhir ku.
Yang kedatangan nya ditunggu para pendamba syurga,
amat digeruni pula para pencinta dunia.
Amat aneh manusia apabila berhadapan dengannya.

dia tetamu terakhir,
Rupanya ku tak pasti,
gaya layanan nya ku belum erti,
tapi aku tahu hari itu kan tiba.

walaupun aku belum tahu rupa nya bagaimana,
di mana kami kan bersua,
bila kah tarikh keramat nya,
namun aku cukup tahu nama tetamu terakhir ku,
tetamu terakhir ku itu Malaikat Maut nama nya.

ya.. dia lah Malaikat Maut yang mencabut nyawa,
dengan izin Maha Esa,
pemutus kebahagiaan dan kesenangan dunia,
membawa kita ke taman syurga,
atau pun diheret ke lubang neraka.
Bersediakah kita?


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
Jeram, Kuala Selangor
5 Jun 2011

Selatan Thai is not Thai Selatan.

Remembering the time of our great ancestors there,
so peaceful their live was back then,
the Kingdom of Patani with the mighty Sri Patani,
but now what's becoming?

i still remember,
two weeks being there for Eid,
it was a pure hell,
shooting in every single day,
i just fear i won't get out alive.

but the smile on their face,
as if denying their sorrow,
but i could tell the every torment, they've experienced so far,
don't lie.

willy nilly,
that's what they are becoming,
the lords of lands are now minority,
being terrorized in their own land.

I see the faces of the unfortunate children,
poor you,
being the victim of a brainwashing agenda,
being the target killing of the separatist.

but is there any escapism to it?
they are the brainwashed machine in making!
they'll soon grow as the culprits of their own people!

I see the sorrow in my uncle's eyes,
deep down there,
i know he badly deem to come back,
to the place where he was born and bred.

I overheard talking about the Tak Bai tragedy,
many of my relatives were death,
in the hand Thai beasts,
though that they were not involved in separatist movements,
where is justice?
could we have it?
in the land of Patani?

When will you be at peace again?
O' dearest Patani.
Leave or fight,
to the last breathe,
for you people are the chosen people.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June.

It should have been me.

It should have been me,
to free Palestine,
It should have been me,
to get them outta hay,

It should have been me.
To bring down Israel,
It should have been me.
To fight injustice.

It should have been me.
To change my own self,
It should have been me.
To fight against nafs lawwamah,

It should have been me.
To overwhelm my own lust,
It should have been me.
To stand strong and die.

It should have been me.
To rise and go there,
It should have been me.
To surpass Western activists.

It should have been me.
It should have been me.

It should have been me..
For you are my brothers and sisters.



Mohamad Azhaari Shah
21st May 2011
12:19 PM
Jeram, Kuala Selangor

We know you are there.

Look into their hearts,
we will see,
what they want to achieve,
tranquility and peace.

but we keep on missing.
The real thing,
they are fighting,
resisting to keep on existing.

we know you are there,
O' ye Palestinians,
but it's really sad,
we keep on forgetting you.

we are sorry,
for being like this,
for we are not so understanding,
for we are chasing for our goals of life.

O Ye Palestianians,
we are truly useless,
not only being found unable to liberate,
but also were seen too hard to just think,
to just think about you.

we are Malaysians,
we have nothing to do with ye people,
let the sorrow be everlasting,
we will never help,
that's how the saying goes,
from the fanatic nationalists.

we are sorry,
truly deeply sorry,
for our inability,
to fight the injustice.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

We Are In The World.

we are in the world,
we are the best ummah,
we are the last ummah,
so let start moving.

we are the servants of Allah,
Rasulullah is our Messenger,
and islam is our faith,
so let not us deviate,
from the truth.

we are in the world,
we are being tested,
we are to sit for the final examination,
so why must we waste our time,
on inapproriate things?

We are all going to die one day,
and we are to receive the book,
either with our right hand,
or with our left hand,
it's all depend to what we have doing,
so long that,
we are living in this world.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

We know but we do nothing.

We tell the world,
of how much we cared,
about the siege,
the economical strangulation.

but in truth,
we do nothing,
to put an end to the occupation.

so long live like this,
and this mind hasn't yet succeded,
in perceiving the phrase,
that actions speak louder than words do.

so long we be like this,
and this rhetoric remain still,
then when is the time,
for tranquility and halcyon?
Rise now and make the move!
the best King has the Best Army.

do you think the two loving couple,
Israel and America are being endowed with such puissant power,
that the whole world combine can not match?

The answer lies in your quietness,
foorsooth,
they are nill but merely human,
it's ourselves that should reconcile,
let's bridge the gap.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

We know but we do nothing.

We tell the world,
of how much we cared,
about the siege,
the economical strangulation.

but in truth,
we do nothing,
to put an end to the occupation.

so long live like this,
and this mind hasn't yet succeded,
in perceiving the phrase,
that actions speak louder than words do.

so long we be like this,
and this rhetoric remain still,
then when is the time,
for tranquility and halcyon?
Rise now and make the move!
the best King has the Best Army.

do you think the two loving couple,
Israel and America are being endowed with such puissant power,
that the whole world combine can not match?

The answer lies in your quietness,
foorsooth,
they are nill but merely human,
it's ourselves that should reconcile,
let's bridge the gap.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

Hutang Yang Belum Langsai

Kita disini hanya mampu memerhati,
derita Gaza berpagi pagi,
bukan lah kerana kuatnya musuh,
tapi dikarenakan kita sendiri yang lemah.

Usah kau tanyakan pada nafsu lawwamah,
kerana nafsu itu benar benar membenci syurga,
Ayuh lah membayar hutang yang belum langsai,
itu Armegeddon kita yang punya.

Muhammad III akan muncul segera,
membawa bala tentera pendamba syurga,
mereka tak takut konco Dajjal celaka,
cinta mereka bukan pada dunia.

Runtuh Uthmaniyah membawa malapetaka,
umat islam tak tentu hala,
ada yang dijajah pemikiran mereka,
yang lain berpecah belah kerana pangkat dan gila kuasa.

Ketahui kawan semua,
Malhamah Al Kubra menanti kita.
Wahai pendamba syurga,
bilakah kan langsainya hutang ini?





Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

Hutang Yang Belum Langsai

Kita disini hanya mampu memerhati,
derita Gaza berpagi pagi,
bukan lah kerana kuatnya musuh,
tapi dikarenakan kita sendiri yang lemah.

Usah kau tanyakan pada nafsu lawwamah,
kerana nafsu itu benar benar membenci syurga,
Ayuh lah membayar hutang yang belum langsai,
itu Armegeddon kita yang punya.

Muhammad III akan muncul segera,
membawa bala tentera pendamba syurga,
mereka tak takut konco Dajjal celaka,
cinta mereka bukan pada dunia.

Runtuh Uthmaniyah membawa malapetaka,
umat islam tak tentu hala,
ada yang dijajah pemikiran mereka,
yang lain berpecah belah kerana pangkat dan gila kuasa.

Ketahui kawan semua,
Malhamah Al Kubra menanti kita.
Wahai pendamba syurga,
bilakah kan langsainya hutang ini?





Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.
17th June 2011.

Sunday, June 5, 2011

Malam Pertama kita di sana.

kau dan aku.
kita pasti kan bersua,
telah ditakdirkan bersama,
walaupun aku tak pernah ingin dan rela,
walaupun aku sering saja meminggir dari kamu.

Aku takut,
akan malam pertama aku di sana,
tak sehangat malam pertama ku di sini,
tak ada cahaya dari lilin lagi untuk menyinari,
hanya esak tangis dan sesal menyelubungi.

wahai jiwa,
Ketika sakaratul maut menjelang tiba,
berteriak keluarga dan sahabat handai,
kesedihan dan esak tangis kedengaran,
sahabat mu itu terlantar lemah,
tercungap cungap hembusan nafas nafas akhirnya,

di manakah para doktor?
yang selalu ada bersama,
datangkan mereka kemari untuk menolak kematian ini,
jika benar mereka mampu dan sanggup.

berapa.. berapa banyak para raja yang kini menghuni kubur.
berapa.. berapa banyak para panglima handalan kini terdiam di alam baka.
berapa.. berapa banyak ahli dunia terbujur di liang lahat.
dan berapa banyak mereka yang zuhud kini membisu ditelan tanah.
semuanya tenggelam dalam takdir kematian,
tanpa dapat lagi keluar darinya.

kalaulah tak ada arti kematian selain kehilangan,
hancurnya tubuh dan terlupakannya keindahan siang dan malam,
nescaya ada kekeruhan bagi mereka yang suka bersenang senang,
dan perubahan bagi mereka yang tenggelam dalam kenikmatan.

ini lah kematian,
yang menjadi gerbang alam akhirat,
seterusnya jauh lebih ngeri dan dahsyat.

tempat itu..ia bernama kubur.
yang bisa menjadi taman syurga,
ataupun salah satu lubang diantara lubang neraka,
yang memusnahkan jasad dalam benaman tanah.

Menunggu hari dibangkitkan,
dihadapkan manusia ke hadapan Rabbu 'Alamin,
menunggu saat ditiupnya sangkakala yang maha dahsyat.

Seluruh penghuni kubur berada di bawah tanah,
tiada satu jiwa pun yang mengetahui nasib mereka,
melainkan Dzat Yang Maha Mengetahui,
akan hal hal yang tersembunyi.

Beringatlah, kematian itu pasti,
ia tidak meleset meskipun sedetik,
ia penuh kemisterian.
penuh tanda tanya,
bila .. bila.. bila masanya?

Tak ada yang harus dikhawatirkan dalam kematian,
ia pintu yang pasti dimasuki setiap yang bernyawa,
persoalan akhirnya adalah, apa yang terjadi setelah kematian?
apakah berupa taman dan sungai yang mengalir?
ataukah berupa api yang bergejolak?
ia sungguh lah satu misteri.

Begitu lah kematian,
tak pernah reti ia memilih,
apakah kau tua atau muda,
kau kaya atau miskin,
tak peduli kau budak atau raja.

begitu lah kematian,
ia melenyapkan kemegahan,
ia tiba untuk mengeluarkan manusia dari roda kitaran kehidupan,
mengeluarkan raja dari istana megahnya,
professor dari bilik bacaannya,
doktor dari bilik rawatnya,
semua itu dilakukan terus,
tanpa perlu pada permisi dan keizinan.

kematian adalah tamu terakhir mu,
bersiaplah menyambutnya dengan sebaik persiapan,
bawalah bekal dengan sebaiknya bekal,
bekal untuk tempat tinggal abadi,

wahai jiwa,, esok nanti kau kan meniti shirat,
shirat di atas neraka,
sedar lah.. insaf lah.. bertaubat lah..
sebelum kau tergelincir darinya,
lalu terbakar dengan maraknya api neraka.

Hiduplah dengan apa yang tersedia bagimu,
dengan selamat di bawah naungan kemewahan dan kemegahan,
hiduplah kau dengan kesenangan itu seribu tahun atau sejuta tahun,
dengan aman dan damai,
kerana dulu.. apa yang kau mahu semua selalu dipenuhi..

Tetapi.. ketika nafas tersengal sengal. menyesakkan dada,
ketika itulah engkau yakin,
selama ini engkau berada dalam penuh kesia siaan.



"Katakan lah, ' lari itu sekali kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja." ( Al Ahzab : 16)


Aku menulis bukan untuk kalian saja.
untuk diri ini yang selalu dihurung leka juga.
maafkan lah andai terkasar bahasa,
aku hanya memanjangkan berita.

Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
3 Rejab 1430
5 Jun 2011

Inspirasi : Malam Pertama Di Alam Kubur

Gelaran The Grand Signeur Hanya Untuk Ulil Albab.

Napoleon Bonaparte pernah berkata,
jika dunia ini sebuah negara,
Konstantinopel lah selayaknya ibu negara,
demikian lah kuat nya Byzantine dahulu kala.

terdahulu sewaktu menggali parit Khandaq,
Rahmatan lil alamin bersabda,
Konstantinopel akan jatuh ke tangan tentera islam,
Rajanya waktu itu sebaik baik raja yang ada,
tenteranya juga sebaik baik tentera.

ini misi bukan sebarang misi,
sepuluh percubaan dahulu ternyata buntu,
misi hampir mustahil bagi mereka yang meragui,
kekuatan azam pada seorang pemuda,
namun padanya ada azam yang jauh lebih dahsyat daripada moyang moyang nya.

Kepada Paleologus dikirimkan utusan,
isyaratnya mudah dan jelas,
peluk islam dan serahkan kota secara damai ataupun perang,
Paleologus yang bongkak tetap dengan kebongkakannya,
dibantu Kardinal Isidor dia berkeras mempertahankan kotanya.

lalu Al Fateh tiada lagi pilihan,
ultimatum sudah diberikan,
biarpun hatinya tidak inginkan pertumpahan darah,
pengakirannya akan terhasillah di Konstantinopel itu takhta atau keranda.

Dari Bhosphorus ke Golden Horn,
diluncurkan 70 bahtera,
berkat kepintaran dan pertolongan Tuhan,
Al Fateh menukar darat menjadi lautan.

sudah syahidnya Hasan Tulubate yang memacak panji,
diasak ratusan tentera Byzantine yang menggila,
Al Fateh lantas bangkit memimpin tentera,
merempuh benteng rantai gergasi.


lalu pada 29 Mei 1453,
terlaksana sudah satu hadis Rasulullah,
diketuai angkatan sebaik baik raja dan tentera,
hari ini Paleologus yang bongkak menerima balasan,
hari ini gembira lah Abu Ayyub Al Ansari,
rakyat Konstantinopel dimerdekakan,
tegaklah di kota ini masjid Aya Sophia.

Sungguh penaklukan Konstantinopel itu bukan satu kebetulan,
sepuluh kali percubaan terdahulu berakhir dengan kebuntuan,
dimana mana saja ada silap dan kekurangan.

kali ini Al Fateh dengan perancangan strategik maha hebat,
mengguna akal fikiran bukan sekadar mengangkat tangan,
atau menggantung harap,
kerna pemilik kekuatan hanyalah pada ulil albab.

Ini Al Fateh bukan raja biasa,
raja yang mengerti tujuh bahasa,
yang menguasai Eropah , Afrika dan Asia,
tapi sekarang apa yang tersisa?
Muzium Topkapi ataukah bahtera bahtera yang terdampar?
Apabila The Great Empire menjadi The Sick Man,
mabuk dengan hiburan melalaikan,
lalu lemahlah ia,
1924,
terhapus sudah khilafah dari muka bumi.


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor
~29th May 2011



Lord Curzon, Menteri Luar British di hadapan House of Commons, membuat kenyataan meraikan kejayaan menghancurkan 600 tahun pemerintahan Usmaniyah,

"Kita mesti hapuskan apa sahaja yang dapat membawa penyatuan kepada umat islam. Memandangkan kita berjaya menghancurkan khilafah, kita mesti pastikan umat islam tidak bersatu sama ada secara intelektual ataupun kebudayaan. Faktanya sekarang adalah Turki sudah mati dan ia tidak bangkit lagi. Ini kerana kita menghancurkan kekuatan rohnya yakni khilafah dan islam."


Satu penemuan matematik yang menarik untuk informasi pembaca berkenaan Al Fateh.

Tahun Pengepungan : 1453
Tempoh Pengepungan : 53 Hari.
Tarikh Wafat : 5.3. 1481
Usia Ketika Wafat : 53 tahun.



Inspirasi :

Kuasa Kepemimpinan Al Fateh karya Muhammad Syaari Abdul Rahman.

Jatuhnya Sebuah Tamadun karya Muhammad Nurhakim.

1511 : Petaka Runtuhnya Melaka.

Alkisah tersebutlah sebuah kisah..
yang dikisahkan oleh mereka yang kisah..

Melaka dahulu bukanlah negeri papa kedana,
ratusan kapal dagang singgah sepanjang purnama,
anak anak bermain dengan emas dan permata,
itu sudah perkara biasa,

namun apabila rajanya alpa,
ronggeng sini sana sudah jadi biasa,
dan zina giat leluasa,
anak gadis hilang dara,
anak teruna mudah muntah nutfahnya,

memang patutlah Melaka dihinakan sebegitu rupa,
dimalukan benggali putih yang belum erti cermin itu apa.
Memang patutlah Melaka dihinakan sebegitu rupa,
apabila kepalanya dihurung leka,
rakyatnya lena didodoi harta,

melalui tangan Albuquerque Allah hantarkan bencana,
menghukum hambanya yang menghalalkan niat dengan cara,
seperti mana Gengkhis Khan menghancurkan Abbasiyah dahulu kala,

meriam Melaka memakan tuannya,
mana hilang kemegahan Lela Rentaka?
Golden Chersonese kini hanya tinggal nama,
tenggelam sinar mentari,
muncullah kegelapan senja.

Dimanakan dicari ganti Melaka?
Meriam yang kau bangga akan nya,
sudah jatuh ke tangan musuh durjana,
apalagi hendak dikata,
apabila hamba memakan tuannya.

Kau sudah belajar wahai Melaka,
akan jatuhnya Kerajaan Abbasiyah dahulukala,
mengapa kau masih alpa?

ketika para ulama istana diam tak keluar suara,
kerna khuatir tergugat gelar dan kuasa,
Ahh sudah lah.. itu hanya lah lembaran sejarah yang tersisa,
akan satu kerajaan yang maju tapi leka ditipu harta.
dihancurkan oleh tangan benggali putih durjana,
itu lah wizurai Albuquerque dengan Flor De La Mar kapal tua nya.

ini bukanlah sebaran syiar assobiyah,
tak pula dipengaruhi dakyah sesat orientalis Barat,
hanya mahu bangsaku menilai semula,
akan ketamadunan hebat yang pernah kita bina,
kuat Melayu kerana islam.
sampai bila mahu bergantung kepada kajian Barat yang jelas bencikan kita?


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
25th May 2011

Inspired by ;

1515 by Faizal Tehrani.
Golden Khersonese by Paul Wheatly.
Sejarah Melayu by W. G Shellabear.

Poverty Versus Luxury

Many of us are begetting rich and richer,
then we ate from the finest quality of meals,
and we drunk from the most freshest juice,
we live a luxurious life,
as it is meant to be forever.

we seek for it, we seek it all,
for our eyne hast truly been blinded,
with such temporary pleasures,
that we thought are to be everlasting,
nay! but they are indeed.. fleeting.

we symphatized the poor people,
but we are not knowing,
it's us that are truly need to be sympathized,
for in our safe chest and bank accounts,
much of those wealth,
aren't yet being given to the needies.

you must not fear the poverty that you thought will make you live miserably,
incomplete without it,
for verily you'll not be diverted by it,
as it brings you closer to the One Who Hath Created,
hoping.. asking for continuance in sustenance.

but fear when the world became so prosperous for you,
as for those people who came before you,
then you'll rush into it,
greedily without looking back,
as those before you rushed into it.

it will silently ruin you,
without you knowing,
as it ruined those before you,
without they knowing.

know O friends,
competition in the accumulation of wealth,
have truly diverted us,
until the time we visit to the graves,
or when our death arrives.

soon we shall know,
of which is a good and which is a bad ending,
does the wealth do you any goodness?
forsooth .. never it will.

willy nilly,
the truth have been told,
it's of your own ultimate choice,
to have the forethoughts on it,
or to forsake it.

~Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
24th May 2011
Jeram, Kuala Selangor.

My deepest thanks be upon Jony Jahir for inspiring me.

Dunia hanya sementara.

Dunia hanya sementara.
Dunia menipu kita,
dengan pangkat dan harta,
berkejar kita mencapai sebuah angan dan cita.

lahir nya kita dulu diawali tangisan,
sedang orang disekeliling gembira keriangan,
nanti kamu mati biarlah kamu mati dalam kegembiraan,
sedang orang lain menangisi pemergian.

Jauhnya jarak perjalanan,
Kurangnya persiapan,
kita penuh dengan ketidaksediaan,
sangat sedikit pula bekalan,
masihkah kita punya harapan?

Memenuhi cita dan impian,
menghuni syurga yang berkekalan,
bergembira sakan,
saat berpeluang melihat Tuhan.

Ketahui lah di masa depan,
kita pasti kan dikeluarkan dari rumah penginapan,
dengan paksa tanpa kerelaan,
dibawa menuju kampung halaman.

jika kotor pakaian,
lekas bersihkan,
nanti kita kan disoal keseorangan,
akan kekotoran yang kita diamkan.

kita manusia kita serupa,
berpijak atas bumi yang sama,
yang lebih hanya lah taqwa,
mengapa masih dihurung leka,
apa nanti jawapan kita?

baik jawapan,
pasti kamu akan aman,
bila kuburmu dihampar diperluaskan,
bila kuburmu diterangkan,
jika hidupmu dipenuhkan,
dengan amal soleh dan bacaan Quran.

Bila buku amalan diberi,
pada tangan kiri,
jangan lah persoalkan lagi,
akan suruhan yang kau mungkari.

wahai akhwat wahai ikhwan,
inilah satu peringatan,
maka nanti jangan pula aku dipersalahkan,
kononnya tidak menyampaikan pesan


April - 9th May.
Taichou Mohamad Azhaari Shah Sulaiman.
Jeram, Kuala Selangor.

Asal kita.

Asalnya kita dari tanah,
tanah yang hina,
yang dipijak pijak,
dan kita terhasil di suatu tempat,
tempat yang kita sendiri malu untuk menyebutkan,
lalu layakkah manusia itu bersikap takbur,
akan suatu kehinaan?

adapun mereka itu takbur dengan nasabnya,
maka manakah pergi atuk nenek kamu yang hebat itu?
bukan kah ia sekarang sudah menjadi bangkai,
yang dijadikan santapan ulat dan serangga tanah?

katakan lah,
sedang kau tercungap cungap,
oksigen itu kau sedut,
untuk terus hidup,
lalu manakah kekuatan yang kau banggakan?
sedang sepanjang hidupmu,
kau sentiasa membutuhkan bantuan.

mana kekuatan mana kekuasaan?
ketika mayat mu dihamparkan di satu pembaringan,
ketika tak lama lagi kau akan menjadi bangkai ,
habuan bagi cacing dan bakteria.

Sesungguhnya mereka yang takbur itu jelas kurang akalnya,
ditipu akan kekuatan yang mereka tak punya,
akan kuasa dan harta yang sementara cuma,
mereka fikir mereka akan hidup selama,
alangkah bodohnya mereka.

kita adalah manusia,
yang tak punya kuasa,
segalanya hanya pinjaman saja,
pulang kita hanya pada Yang Esa.


Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
17 May 11
Jeram , Kuala Selangor

The Slaughter House

the chicks are now being sent to the slaughter house,
after much of their early years being spent,
to fatten their flesh and meat,
six years in the small farm,
five years in the big farm.
and here is the next station.

The chicks are all being examined,
for three to four years,
then a certificate will be given to each of it,
determining that they should be slaughtered ,
to be served to the other users,
or being left out,
died because of hunger and famine.

That's the end of everything,
the cycle keeps on going,
ever wonder what's all these things?
in truth is the educational system we are adopting,

we are testing more than teaching.
We are questioning more than answering,
how cruel this system is,
creating robots for working,
the slavery by consent.


The universities we built,
are nothing but akin to the slaughter house,
Now face the aftermath,
the death of intellectual and ideas.


Mohamad Azhaari Shah
Someday around May 2011
Jeram, Kuala Selangor.

Tergadai nya Suatu Jihad Boikot.

Aku teringat akan hari itu,
bersama kawan bermain bowling,
menonton wayang,
lalu seorang kawanku menghulurkan kupon KFC,

aku terima tanpa banyak soal,
Zinger Burger dan dua ketul ayam spicy berada di meja,
ku jamah dengan penuh selera.

Oh.. Aku terlupa duit ku itu ke mana,
ke tabung mana,
ke negara mana!
Digunakan untuk apa!

aku akui akan kebodohan ku,
aku lupa akan Palestin,
aku lupa duit ku itu mengalir sebagai bom,
dibelanjakan untuk fosforus putih.

celakalah aku!
jihad selama ini ku tinggalkan,
aku gadaikan jihad boikot demi sekeping kupon diskaun,
lalu aku jamah makanan hina itu dengan penuh selera.

ampunkan lah aku wahai rakyat Palestina,
wahai pejuang pejuang pemburu syahid,
wahai pejuang amaliah istisyahadiah,
akan kealpaan ku ini.



Mohamad Azhaari Shah Sulaiman
17 Mei 2011

Tuesday, April 5, 2011

Fosforus dan Flotila – Sajak Untuk Gaza !

Fosforus dan Flotila – Sajak Untuk Gaza !



Fosforus dan Flotila


Dunia menyaksikan sekali lagi
Kekejaman manusia yang tidak lagi rahsia
Bangsa dilaknat Allah dulu hingga kini
Kali ke berapa, siapa dan apa pun tak peduli
Nyawa manusia sudah tidak ditimbang atau di-kali
Merekalah Zionis yang wajar dilaknat kerana tiada hati.


Fosforus datang di udara Palestin umpama persembahan bunga api di udara
Cantik ibarat percikan cahaya sambutan awal tahun umat manusia
Tetapi seksa derita terkena Allah sahaja yang Maha Mengetahuinya
Kepedihan tidak terperi, mustahil diukir mata pena.


mangsa Fosforus

Kekejaman Zionis Yahudi makin menjadi jadi
Tidak sekadar kepungan bertahun tahun ke atas rakyat Palestin
Kini tembakan ganas ke atas flotilla misi aman
Yang sarat dengan bahan untuk hidup dan dinding sejuk malam
Hingga ada nyawa turut gugur dalam perjalanan
mujurnya ia mula menarik perhatian
umat dunia atas titisan darah mereka.

Derita Gaza, Palestin: Adakah Terasa Di Hatimu?


Bumi Palestin Yang Dijajah
“The Reality: Palestinian Loss of Land 1946 to 2000!”


Palestin…
Masihkah mendenyuti jantung hati
Masihkah mengaliri urat nadi
Masihkah membasahi minda aqli
Masihkah menghembusi nafas lahiri
Masihkah menghempasi ombak sanubari
Masihkah menderasi tasik rohani
Masihkah menusuki rasa naluri
Masihkah menyusupi rongga jasadi
Masihkah mengobori roh jihadi
Masihkah dijiwai ummah insani?

Palestin…
Masihkah di hati…?

MUHTAR SUHAILI
Hannover, Jerman
5 Jun 2004, 1.43pm.

GAZA BERHADAPAN JENAYAH KEMANUSIAAN 

Gaza berhadapan dengan jenayah kemanusiaan! Itulah hakikat yang tidak dapat disangkal oleh sesiapapun kini.  Hakikatnya:

1) Sumber-sumber rejim Zionis melaporkan pada hari Selasa, 30 Disember 2008 bahawa tentera rejim Zionis telah menculik sekurang-kurangnya 200 lelaki muda penduduk Palestin daripada beberapa bahagian bandaraya Baitul Muqaddis sepanjang tempoh masa empat hari serangan bermula Sabtu, 28 Disember 2008 lalu yang telah membunuh lebih 363 rakyat Palestin dan jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari!.  Sumber berita dan info-info terkini, sila layari: http://www.palestinkini.info 

[I thought you might be interested in If Americans Knew - what every American needs to know about Israel/Palestine. You can fully view it at, http://ifamericansknew.org/. Israel is the real terrorist!]


Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Kanak-kanak Mangsa Rejim Zionis Laknatullah  
“Rakyat Palestin a.k.a. Mangsa Rejim Zionis Laknatullah!”

2) Umat Islam Palestin di Gaza khususnya yang ditimpa penyakit kronik tidak dapat keluar daripada Gaza bagi mendapatkan rawatan kerana larangan daripada pihak Israel.

3) Sumber kesihatan Palestin mengesahkan angka bilangan kematian yang tercatat sepanjang kepungan yang dibuat oleh Israel (nota: sebelum serangan dilakukan) seramai 261 orang termasuk seorang wanita yang berumur 34 tahun. Doktor Mu’awiyah Husnain berkata “termasuk yang syahid setakat ini ialah seorang wanita yang bernama Karimah Zuhair Abu Dallal, ibu kepada lima orang anak”. Penyakit yang dihidapinya sepatutnya dapat dirawat di hospital luar Gaza. Akan tetapi dek kepungan ini beliau tidak dibenarkan untuk mendapatkan rawatan sehinggalah beliau mati.

4) Kementerian Kesihatan Palestin menyatakan bahawa hospital terbesar yang terdapat di Gaza berhadapan dengan masalah kehabisan gas memasak, keadaan ini amat menyukarkan kerana mereka sepatutnya menyediakan hampir 1500 makanan setiap hari kepada para pesakit. Lebih menyulitkan keadaan apabila gas yang sama sepatutnya digunakan juga untuk proses pengeringan tuala dalam proses pembedahan. Oleh yang demikian kementerian tersebut menyeru Negara Arab dan Islam menyuarakan isu ini ke peringkat antarabangsa. (Nota: Penduduk Negara-negara Arab keseluruhannya berjumlah 300 juta, sedangkan jumlah penduduk Yahudi Israel cuma 5 juta orang! Apakah kerajaan-kerajaan Arab dan Islam sekadar memerhati dengan tega tanpa sepicing rasa belas?!).

5) Lebih memalukan umat Islam apabila sebuah akhbar berbahasa Arab bertarikh 20 November 2008 telah melaporkan Majlis Kesatuan Ekonomi Arab di bawah Liga Arab membelanjakan 50 juta dolar untuk projek membela penyu laut, sedang umat Islam di Gaza dikepung dan dihimpit kesusahan serta penderitaan, mereka sibuk dengan projek yang tidak menguntungkan ini. Muhammad Abdul Fudhail Syusyah, Gabenor Timur Sina menyifatkan “inilah projek pertama yang sepertinya di Mesir”. Adakah penyu laut lebih berharga daripada nyawa saudara mereka di Gaza?

6) Akibat daripada kepungan ini, bekalan makanan juga semakin berkurangan. Satu laporan menyebut bahawa mereka yang menduduki Gaza kini terpaksa mengambil tepung yang pada asalnya adalah dijadikan makanan kepada burung-burung, kini ianya dijadikan makanan kepada sebahagian penduduk Gaza yang kekurangan bekalan.

7) Bantuan daripada luar juga tidak dibenarkan masuk untuk disalurkan kepada masyarakat dan penduduk Gaza.

8.) Bekalan elektrik juga terputus akibat daripada kepungan ini, bermakna mereka kini berada dalam keadaan bergelap pada waktu malam.

Sila baca juga temuramah bersama Ustaz Maszlee Malek berhubung serangan terbaru rejim Zionis gi Semenanjung Gaza di pautan berikut:

Entri-entri MuhtarSuhaili.Com sebelum ini:


Bacaan lanjutan sebagai peningkat nyala rasa:

1. Laman Yahudi Pro Palestin: http://ifamericansknew.org/
2. Laman Info Palestinkini: http://www.palestinkini.info/
3. Laman Aman Palestin: http://www.amanpalestin.com/
4. Ucapan Dr. Khalil al Haya: Pesanan Buat Umat Islam di Malaysia
5. Fikrah Ustaz Hasrizal Abdul Jamil: Palestin: Antara Ilusi dan Realiti
6. Fikrah Ustaz Hasrizal Abdul Jamil: Palestin Dan Orientalisma
7. Motivasi Mutiara Dr. Danial Zainal ‘Abidin: Untukmu Palestin

Justeru itu, pihak Aman Palestin menyeru rakyat Malaysia yang prihatin agar memainkan peranan positif dalam membantu saudara mereka yang sangat memerlukan pada masa ini. 

gaza-stike-victims
Sumbangan ke akaun Aman Palestin Berhad:
Bank Islam Malaysia Bhd :: 12029010047880
Maybank Malaysia Bhd :: 562263010787

Wallahu a’la wa a’lam.

Derita Gaza, Palestin: Adakah Terasa Di Hatimu?

Derita Gaza, Palestin: Adakah Terasa Di Hatimu?

Bumi Palestin Yang Dijajah
“The Reality: Palestinian Loss of Land 1946 to 2000!”


Palestin…
Masihkah mendenyuti jantung hati
Masihkah mengaliri urat nadi
Masihkah membasahi minda aqli
Masihkah menghembusi nafas lahiri
Masihkah menghempasi ombak sanubari
Masihkah menderasi tasik rohani
Masihkah menusuki rasa naluri
Masihkah menyusupi rongga jasadi
Masihkah mengobori roh jihadi
Masihkah dijiwai ummah insani?

Palestin…
Masihkah di hati…?

MUHTAR SUHAILI
Hannover, Jerman
5 Jun 2004, 1.43pm.

GAZA BERHADAPAN JENAYAH KEMANUSIAAN 

Gaza berhadapan dengan jenayah kemanusiaan! Itulah hakikat yang tidak dapat disangkal oleh sesiapapun kini.  Hakikatnya:

1) Sumber-sumber rejim Zionis melaporkan pada hari Selasa, 30 Disember 2008 bahawa tentera rejim Zionis telah menculik sekurang-kurangnya 200 lelaki muda penduduk Palestin daripada beberapa bahagian bandaraya Baitul Muqaddis sepanjang tempoh masa empat hari serangan bermula Sabtu, 28 Disember 2008 lalu yang telah membunuh lebih 363 rakyat Palestin dan jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari!.  Sumber berita dan info-info terkini, sila layari: http://www.palestinkini.info 

[I thought you might be interested in If Americans Knew - what every American needs to know about Israel/Palestine. You can fully view it at, http://ifamericansknew.org/. Israel is the real terrorist!]


Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Mangsa Rejim Zionis Laknatullah
Kanak-kanak Mangsa Rejim Zionis Laknatullah  
“Rakyat Palestin a.k.a. Mangsa Rejim Zionis Laknatullah!”

2) Umat Islam Palestin di Gaza khususnya yang ditimpa penyakit kronik tidak dapat keluar daripada Gaza bagi mendapatkan rawatan kerana larangan daripada pihak Israel.

3) Sumber kesihatan Palestin mengesahkan angka bilangan kematian yang tercatat sepanjang kepungan yang dibuat oleh Israel (nota: sebelum serangan dilakukan) seramai 261 orang termasuk seorang wanita yang berumur 34 tahun. Doktor Mu’awiyah Husnain berkata “termasuk yang syahid setakat ini ialah seorang wanita yang bernama Karimah Zuhair Abu Dallal, ibu kepada lima orang anak”. Penyakit yang dihidapinya sepatutnya dapat dirawat di hospital luar Gaza. Akan tetapi dek kepungan ini beliau tidak dibenarkan untuk mendapatkan rawatan sehinggalah beliau mati.

4) Kementerian Kesihatan Palestin menyatakan bahawa hospital terbesar yang terdapat di Gaza berhadapan dengan masalah kehabisan gas memasak, keadaan ini amat menyukarkan kerana mereka sepatutnya menyediakan hampir 1500 makanan setiap hari kepada para pesakit. Lebih menyulitkan keadaan apabila gas yang sama sepatutnya digunakan juga untuk proses pengeringan tuala dalam proses pembedahan. Oleh yang demikian kementerian tersebut menyeru Negara Arab dan Islam menyuarakan isu ini ke peringkat antarabangsa. (Nota: Penduduk Negara-negara Arab keseluruhannya berjumlah 300 juta, sedangkan jumlah penduduk Yahudi Israel cuma 5 juta orang! Apakah kerajaan-kerajaan Arab dan Islam sekadar memerhati dengan tega tanpa sepicing rasa belas?!).

5) Lebih memalukan umat Islam apabila sebuah akhbar berbahasa Arab bertarikh 20 November 2008 telah melaporkan Majlis Kesatuan Ekonomi Arab di bawah Liga Arab membelanjakan 50 juta dolar untuk projek membela penyu laut, sedang umat Islam di Gaza dikepung dan dihimpit kesusahan serta penderitaan, mereka sibuk dengan projek yang tidak menguntungkan ini. Muhammad Abdul Fudhail Syusyah, Gabenor Timur Sina menyifatkan “inilah projek pertama yang sepertinya di Mesir”. Adakah penyu laut lebih berharga daripada nyawa saudara mereka di Gaza?

6) Akibat daripada kepungan ini, bekalan makanan juga semakin berkurangan. Satu laporan menyebut bahawa mereka yang menduduki Gaza kini terpaksa mengambil tepung yang pada asalnya adalah dijadikan makanan kepada burung-burung, kini ianya dijadikan makanan kepada sebahagian penduduk Gaza yang kekurangan bekalan.

7) Bantuan daripada luar juga tidak dibenarkan masuk untuk disalurkan kepada masyarakat dan penduduk Gaza.

8.) Bekalan elektrik juga terputus akibat daripada kepungan ini, bermakna mereka kini berada dalam keadaan bergelap pada waktu malam.

Sila baca juga temuramah bersama Ustaz Maszlee Malek berhubung serangan terbaru rejim Zionis gi Semenanjung Gaza di pautan berikut:

Entri-entri MuhtarSuhaili.Com sebelum ini:


Bacaan lanjutan sebagai peningkat nyala rasa:

1. Laman Yahudi Pro Palestin: http://ifamericansknew.org/
2. Laman Info Palestinkini: http://www.palestinkini.info/
3. Laman Aman Palestin: http://www.amanpalestin.com/
4. Ucapan Dr. Khalil al Haya: Pesanan Buat Umat Islam di Malaysia
5. Fikrah Ustaz Hasrizal Abdul Jamil: Palestin: Antara Ilusi dan Realiti
6. Fikrah Ustaz Hasrizal Abdul Jamil: Palestin Dan Orientalisma
7. Motivasi Mutiara Dr. Danial Zainal ‘Abidin: Untukmu Palestin

Justeru itu, pihak Aman Palestin menyeru rakyat Malaysia yang prihatin agar memainkan peranan positif dalam membantu saudara mereka yang sangat memerlukan pada masa ini. 

gaza-stike-victims
Sumbangan ke akaun Aman Palestin Berhad:
Bank Islam Malaysia Bhd :: 12029010047880
Maybank Malaysia Bhd :: 562263010787

Wallahu a’la wa a’lam.

Adakah Penawar Untuk Gaza – Ria Darwina

Adakah Penawar Untuk Gaza – Ria Darwina

 

 

Ketika dunia lain diulit tiduran yang nyenyak
dihiburkan dengan hilaian ketawa suka suara kanak-kanak
senyum bersama pelukan ayah dan ibu yang begitu mesra
penuh dengan kasih sayang…
tidak di Gaza
tidak di Gaza
anak-kanak kecil terlepas dari pelukan
ibu-ibu
ayah-ayah
menutup mata dengan daging berkecai
wajah-wajah berlumuran darah
diselimuti kain cadar putih dibelit hujung kepala
tangisan tanpa henti
kezaliman meratah ke rongga isi perut dan rongga kepala
dimamah derita saban hari
adakah penawar bagi Gaza
untuk racun kekejaman ini…


~ Ria Darwina

A Lover's Complaint


FROM off a hill whose concave womb reworded
A plaintful story from a sistering vale,
My spirits to attend this double voice accorded,
And down I laid to list the sad-tuned tale;
Ere long espied a fickle maid full pale,
Tearing of papers, breaking rings a-twain,
Storming her world with sorrow's wind and rain.
Upon her head a platted hive of straw,
Which fortified her visage from the sun,
Whereon the thought might think sometime it saw
The carcass of beauty spent and done:
Time had not scythed all that youth begun,
Nor youth all quit; but, spite of heaven's fell rage,
Some beauty peep'd through lattice of sear'd age.
Oft did she heave her napkin to her eyne,
Which on it had conceited characters,
Laundering the silken figures in the brine
That season'd woe had pelleted in tears,
And often reading what contents it bears;
As often shrieking undistinguish'd woe,
In clamours of all size, both high and low.
Sometimes her levell'd eyes their carriage ride,
As they did battery to the spheres intend;
Sometime diverted their poor balls are tied
To the orbed earth; sometimes they do extend
Their view right on; anon their gazes lend
To every place at once, and, nowhere fix'd,
The mind and sight distractedly commix'd.
Her hair, nor loose nor tied in formal plat,
Proclaim'd in her a careless hand of pride
For some, untuck'd, descended her sheaved hat,
Hanging her pale and pined cheek beside;
Some in her threaden fillet still did bide,
And true to bondage would not break from thence,
Though slackly braided in loose negligence.
A thousand favours from a maund she drew
Of amber, crystal, and of beaded jet,
Which one by one she in a river threw,
Upon whose weeping margent she was set;
Like usury, applying wet to wet,
Or monarch's hands that let not bounty fall
Where want cries some, but where excess begs all.
Of folded schedules had she many a one,
Which she perused, sigh'd, tore, and gave the flood;
Crack'd many a ring of posied gold and bone
Bidding them find their sepulchres in mud;
Found yet moe letters sadly penn'd in blood,
With sleided silk feat and affectedly
Enswathed, and seal'd to curious secrecy.
These often bathed she in her fluxive eyes,
And often kiss'd, and often 'gan to tear:
Cried 'O false blood, thou register of lies,
What unapproved witness dost thou bear!
Ink would have seem'd more black and damned here!'
This said, in top of rage the lines she rents,
Big discontent so breaking their contents.
A reverend man that grazed his cattle nigh--
Sometime a blusterer, that the ruffle knew
Of court, of city, and had let go by
The swiftest hours, observed as they flew--
Towards this afflicted fancy fastly drew,
And, privileged by age, desires to know
In brief the grounds and motives of her woe.
So slides he down upon his grained bat,
And comely-distant sits he by her side;
When he again desires her, being sat,
Her grievance with his hearing to divide:
If that from him there may be aught applied
Which may her suffering ecstasy assuage,
'Tis promised in the charity of age.
'Father,' she says, 'though in me you behold
The injury of many a blasting hour,
Let it not tell your judgment I am old;
Not age, but sorrow, over me hath power:
I might as yet have been a spreading flower,
Fresh to myself, If I had self-applied
Love to myself and to no love beside.
'But, woe is me! too early I attended
A youthful suit--it was to gain my grace--
Of one by nature's outwards so commended,
That maidens' eyes stuck over all his face:
Love lack'd a dwelling, and made him her place;
And when in his fair parts she did abide,
She was new lodged and newly deified.
'His browny locks did hang in crooked curls;
And every light occasion of the wind
Upon his lips their silken parcels hurls.
What's sweet to do, to do will aptly find:
Each eye that saw him did enchant the mind,
For on his visage was in little drawn
What largeness thinks in Paradise was sawn.
'Small show of man was yet upon his chin;
His phoenix down began but to appear
Like unshorn velvet on that termless skin
Whose bare out-bragg'd the web it seem'd to wear:
Yet show'd his visage by that cost more dear;
And nice affections wavering stood in doubt
If best were as it was, or best without.
'His qualities were beauteous as his form,
For maiden-tongued he was, and thereof free;
Yet, if men moved him, was he such a storm
As oft 'twixt May and April is to see,
When winds breathe sweet, untidy though they be.
His rudeness so with his authorized youth
Did livery falseness in a pride of truth.
'Well could he ride, and often men would say
'That horse his mettle from his rider takes:
Proud of subjection, noble by the sway,
What rounds, what bounds, what course, what stop
he makes!'
And controversy hence a question takes,
Whether the horse by him became his deed,
Or he his manage by the well-doing steed.
'But quickly on this side the verdict went:
His real habitude gave life and grace
To appertainings and to ornament,
Accomplish'd in himself, not in his case:
All aids, themselves made fairer by their place,
Came for additions; yet their purposed trim
Pieced not his grace, but were all graced by him.
'So on the tip of his subduing tongue
All kinds of arguments and question deep,
All replication prompt, and reason strong,
For his advantage still did wake and sleep:
To make the weeper laugh, the laugher weep,
He had the dialect and different skill,
Catching all passions in his craft of will:
'That he did in the general bosom reign
Of young, of old; and sexes both enchanted,
To dwell with him in thoughts, or to remain
In personal duty, following where he haunted:
Consents bewitch'd, ere he desire, have granted;
And dialogued for him what he would say,
Ask'd their own wills, and made their wills obey.
'Many there were that did his picture get,
To serve their eyes, and in it put their mind;
Like fools that in th' imagination set
The goodly objects which abroad they find
Of lands and mansions, theirs in thought assign'd;
And labouring in moe pleasures to bestow them
Than the true gouty landlord which doth owe them:
'So many have, that never touch'd his hand,
Sweetly supposed them mistress of his heart.
My woeful self, that did in freedom stand,
And was my own fee-simple, not in part,
What with his art in youth, and youth in art,
Threw my affections in his charmed power,
Reserved the stalk and gave him all my flower.
'Yet did I not, as some my equals did,
Demand of him, nor being desired yielded;
Finding myself in honour so forbid,
With safest distance I mine honour shielded:
Experience for me many bulwarks builded
Of proofs new-bleeding, which remain'd the foil
Of this false jewel, and his amorous spoil.
'But, ah, who ever shunn'd by precedent
The destined ill she must herself assay?
Or forced examples, 'gainst her own content,
To put the by-past perils in her way?
Counsel may stop awhile what will not stay;
For when we rage, advice is often seen
By blunting us to make our wits more keen.
'Nor gives it satisfaction to our blood,
That we must curb it upon others' proof;
To be forbod the sweets that seem so good,
For fear of harms that preach in our behoof.
O appetite, from judgment stand aloof!
The one a palate hath that needs will taste,
Though Reason weep, and cry, 'It is thy last.'
'For further I could say 'This man's untrue,'
And knew the patterns of his foul beguiling;
Heard where his plants in others' orchards grew,
Saw how deceits were gilded in his smiling;
Knew vows were ever brokers to defiling;
Thought characters and words merely but art,
And bastards of his foul adulterate heart.
'And long upon these terms I held my city,
Till thus he gan besiege me: 'Gentle maid,
Have of my suffering youth some feeling pity,
And be not of my holy vows afraid:
That's to ye sworn to none was ever said;
For feasts of love I have been call'd unto,
Till now did ne'er invite, nor never woo.
''All my offences that abroad you see
Are errors of the blood, none of the mind;
Love made them not: with acture they may be,
Where neither party is nor true nor kind:
They sought their shame that so their shame did find;
And so much less of shame in me remains,
By how much of me their reproach contains.
''Among the many that mine eyes have seen,
Not one whose flame my heart so much as warm'd,
Or my affection put to the smallest teen,
Or any of my leisures ever charm'd:
Harm have I done to them, but ne'er was harm'd;
Kept hearts in liveries, but mine own was free,
And reign'd, commanding in his monarchy.
''Look here, what tributes wounded fancies sent me,
Of paled pearls and rubies red as blood;
Figuring that they their passions likewise lent me
Of grief and blushes, aptly understood
In bloodless white and the encrimson'd mood;
Effects of terror and dear modesty,
Encamp'd in hearts, but fighting outwardly.
''And, lo, behold these talents of their hair,
With twisted metal amorously impleach'd,
I have received from many a several fair,
Their kind acceptance weepingly beseech'd,
With the annexions of fair gems enrich'd,
And deep-brain'd sonnets that did amplify
Each stone's dear nature, worth, and quality.
''The diamond,--why, 'twas beautiful and hard,
Whereto his invised properties did tend;
The deep-green emerald, in whose fresh regard
Weak sights their sickly radiance do amend;
The heaven-hued sapphire and the opal blend
With objects manifold: each several stone,
With wit well blazon'd, smiled or made some moan.
''Lo, all these trophies of affections hot,
Of pensived and subdued desires the tender,
Nature hath charged me that I hoard them not,
But yield them up where I myself must render,
That is, to you, my origin and ender;
For these, of force, must your oblations be,
Since I their altar, you enpatron me.
''O, then, advance of yours that phraseless hand,
Whose white weighs down the airy scale of praise;
Take all these similes to your own command,
Hallow'd with sighs that burning lungs did raise;
What me your minister, for you obeys,
Works under you; and to your audit comes
Their distract parcels in combined sums.
''Lo, this device was sent me from a nun,
Or sister sanctified, of holiest note;
Which late her noble suit in court did shun,
Whose rarest havings made the blossoms dote;
For she was sought by spirits of richest coat,
But kept cold distance, and did thence remove,
To spend her living in eternal love.
''But, O my sweet, what labour is't to leave
The thing we have not, mastering what not strives,
Playing the place which did no form receive,
Playing patient sports in unconstrained gyves?
She that her fame so to herself contrives,
The scars of battle 'scapeth by the flight,
And makes her absence valiant, not her might.
''O, pardon me, in that my boast is true:
The accident which brought me to her eye
Upon the moment did her force subdue,
And now she would the caged cloister fly:
Religious love put out Religion's eye:
Not to be tempted, would she be immured,
And now, to tempt, all liberty procured.
''How mighty then you are, O, hear me tell!
The broken bosoms that to me belong
Have emptied all their fountains in my well,
And mine I pour your ocean all among:
I strong o'er them, and you o'er me being strong,
Must for your victory us all congest,
As compound love to physic your cold breast.
''My parts had power to charm a sacred nun,
Who, disciplined, ay, dieted in grace,
Believed her eyes when they to assail begun,
All vows and consecrations giving place:
O most potential love! vow, bond, nor space,
In thee hath neither sting, knot, nor confine,
For thou art all, and all things else are thine.
''When thou impressest, what are precepts worth
Of stale example? When thou wilt inflame,
How coldly those impediments stand forth
Of wealth, of filial fear, law, kindred, fame!
Love's arms are peace, 'gainst rule, 'gainst sense,
'gainst shame,
And sweetens, in the suffering pangs it bears,
The aloes of all forces, shocks, and fears.
''Now all these hearts that do on mine depend,
Feeling it break, with bleeding groans they pine;
And supplicant their sighs to you extend,
To leave the battery that you make 'gainst mine,
Lending soft audience to my sweet design,
And credent soul to that strong-bonded oath
That shall prefer and undertake my troth.'
'This said, his watery eyes he did dismount,
Whose sights till then were levell'd on my face;
Each cheek a river running from a fount
With brinish current downward flow'd apace:
O, how the channel to the stream gave grace!
Who glazed with crystal gate the glowing roses
That flame through water which their hue encloses.
'O father, what a hell of witchcraft lies
In the small orb of one particular tear!
But with the inundation of the eyes
What rocky heart to water will not wear?
What breast so cold that is not warmed here?
O cleft effect! cold modesty, hot wrath,
Both fire from hence and chill extincture hath.
'For, lo, his passion, but an art of craft,
Even there resolved my reason into tears;
There my white stole of chastity I daff'd,
Shook off my sober guards and civil fears;
Appear to him, as he to me appears,
All melting; though our drops this difference bore,
His poison'd me, and mine did him restore.
'In him a plenitude of subtle matter,
Applied to cautels, all strange forms receives,
Of burning blushes, or of weeping water,
Or swooning paleness; and he takes and leaves,
In either's aptness, as it best deceives,
To blush at speeches rank to weep at woes,
Or to turn white and swoon at tragic shows.
'That not a heart which in his level came
Could 'scape the hail of his all-hurting aim,
Showing fair nature is both kind and tame;
And, veil'd in them, did win whom he would maim:
Against the thing he sought he would exclaim;
When he most burn'd in heart-wish'd luxury,
He preach'd pure maid, and praised cold chastity.
'Thus merely with the garment of a Grace
The naked and concealed fiend he cover'd;
That th' unexperient gave the tempter place,
Which like a cherubin above them hover'd.
Who, young and simple, would not be so lover'd?
Ay me! I fell; and yet do question make
What I should do again for such a sake.
'O, that infected moisture of his eye,
O, that false fire which in his cheek so glow'd,
O, that forced thunder from his heart did fly,
O, that sad breath his spongy lungs bestow'd,
O, all that borrow'd motion seeming owed,
Would yet again betray the fore-betray'd,
And new pervert a reconciled maid!'



http://shakespeare.mit.edu/Poetry/LoversComplaint.html

Palestine: Eventually victorious..


scrawled by Angel Falasteen on t' date o' Day o' the Sun, Arrrrgust 22, 2010 roundabouts 7:04 in the evenin'
 
Israel launched an attack, many years ago
Attack after attack, thinking they have something to show
They proved nothing, nothing I say
And no one stood up to Israel as Palestinians do every single day
They fight like lions, throwing rocks as a start
And the only thing keeping them going is the willingness in their heart
Israel hiding behind tanks and guns
Each Israeli soldier fires a cowardly missile and runs
But Palestinians fight face to face with a tank
This is the truth, not just a made up prank
Palestine fought, all its living life
Every man lost either his children or wife
Israel kills every one whether alone or in a clan
They have killed thousands from child, to woman, to man
They say we want to kill the resistance
Not children and they said none
2 weeks later
They killed over four hundred and one
They killed over 800 Palestinians
Children, women and men
This happended in only 2 weeks
And they carry on killing because they know they can
Palestine is resisting, and that's how they have been labeled
Israel killing everybody or leaving them disfigured and disabled
When will it end?
And when will Palestinian victory come
When will Arabs and the world wake up
And stop the war that has come
Israel cannot be trusted
As THEY made a three hour truce
Palestine accepted
And thought that it was the truth
The whole world saw saw the truce, and just as 15 minutes passed
Israel fired three missiles really quick and really fast
When Israel is taunted and told to fight face to face
They bring the whole army, tanks, and cannons and then erase every single trace
When will Palestine Win?
And when will the world see
That the day the world joins together
Will be the day they help set Palestine free! ! !

Palestine is yours and mine..


scrawled by Angel Falasteen on t' date o' Tew's Day, Jul-aye! 13, 2010 roundabouts 7:43 in the evenin'
 
 
Mother, Don’t Cry
Mother, dry your tears
Mother, don’t cry for me
Mother, melt your fears
Mother, now my soul is free
Mother, I’m a martyr
Against enemies I was a Fighter
Mother, our souls never live apart
Then Mother, please un-break your Heart
Mother, I hear your beats, I feel your sorrow
Mother, in the Heaven we’ll meet tomorrow
Mother, don’t hesitate
to let my brothers resist to exist,
to survive and to make Jerusalem alive…
Mother, don’t hesitate
to let them struggle for Palestine
to let them fight for the sake of ALLAH
Don’t worry Mother, soon the sun will send the shine
Truly, Palestine is yours and mine…
Palestine is yours and mine…

It's not oppression...


scrawled by Angel Falasteen on t' date o' Satarrrday, Octobarrr 2, 2010 roundabouts 1:02 in the mornin'
 
 
You look at me and call me oppressed,
Simply because of the way I'm dressed,
You know me not for what's inside,
You judge the clothing I wear with pride,
My body's not for your eyes to hold,...
You must speak to my mind,
not my feminine mold,
I'm an individual,
I'm no mans slave,

It's Allah's pleasure that I only crave,
I have a voice so I will be heard,
For in my heart I carry His word,
" O ye women, wrap close your cloak,
So you won't be bothered by ignorant folk",
Man doesn't tell me to dress this way,......
It's a Law from God that I obey,
Oppressed is something I'm truly NOT,
For liberation is what I've got,
It was given to me many years ago,
With the right to prosper,
the right to grow,
I can climb mountains or cross the seas,
Expand my mind in all degrees,
For God Himself gave us LIB-ER-TY,
When He sent Islam,
To You and Me!